Kamis, 24 November 2011

Menggairahkan Kembali BMX Melalui Kompetisi

Semarang Metro
12 September 2011

PARA pesepeda jenis BMX beratraksi di wahana permainan. Saat menunjukkan kemampuannya, tak sedikit dari mereka terpelanting jatuh, namun kembali mengendarai sepedanya. Mereka adalah peserta kompetisi September Cerita BMX Street Jam di Skatepark Taman Menteri Supeno, Minggu (11/9) sore.

Sebanyak 20 peserta itu beradu ketangkasan dalam trik-trik kategori freestyle BMX yakni street jam. Kategori ini diadaptasi dari permainan yang dilakukan di jalanan. Helatan ini menjadi kompetisi BMX perdana di skatepark yang selesai beberapa bulan lalu. Kompetisi serupa sebelumnya diselenggarakan terakhir kali 2007 silam. Jeda waktu lama tersebut karena tidak tersedia sarana untuk berkompetisi.

”Kompetisi untuk membangkitkan kembali potensi BMX yang terkubur, karena keterbatasan wahana permainan. Fasilitas dari Pemkot ini bisa kembali memotivasi pesepeda untuk bisa berlatih intensif,” ujar salah satu penggagas acara, Andre Surya Panuluh.

Regenerasi

Kompetisi juga menjadi pusat perhatian pengunjung taman tersebut. Pasalnya, aksi akrobatik pesepeda tersebut terbilang ekstrem melalui ketangkasan seperti berputar 180-360 derajat, barspin dan toothpick grind yakni melintas deadbox dengan satu jalu. Meski wahana itu didesain untuk skateboard, tampak para rider berusaha untuk memaksimalkan penampilannya. Seperti yang dilakukan oleh Bait Pasaribu, rider dari Semarang yang telah masuk 10 besar nasional kompetisi BMX ini begitu lincah beratraksi.

Menengok komunitas Semarang BMX, muncul pada tahun 2000an yang pada saat itu hanya segelintir anak muda yang memainkannya. Meski beberapa tahun kemudian sempat vakum, tahun 2004 muncul kembali meski tidak ada wahana untuk bermain. ”Regenerasi sekarang ini berasal dari penggiat yang muncul tahun 2004 silam. Mereka kalau berlatih di jalanan seperti di Jalan Pahlawan, khususnya bagi yang menekuni flatland,” terang Andre.

Dalam kompetisi itu hasil akhirnya yakni pada kategori Street Jam disabet oleh Budi (Juara 1), Fandi (2), Bait (3), Gepeng (4), dan Wahyu (5), sedangkan kategori Flatland oleh Tamir (1) dan Deni (2). (Garna Raditya-61)